Belajar dari Kasus Hilangnya Anak Laki-Laki Suku Aamjiwnaang
BELAJAR DARI SARNIA:
HILANGNYA ANAK LELAKI AKIBAT PENCEMARAN SPH
Cagar Alam Suku
Aamjiwnaang atau The Aamjiwnaang First Nation Reserve terdiri atas kawasan
seluas 11.53 km2 dengan 850 penduduk dan terletak di perbatasan utara Sarnia
(kota), Ontario, Kanada. Aamjiwnaang sebelumnya dikenal sebagai Chippewas
Sarnia, Aamjiwnaang adalah bagian dari suku Chippewa (atau Ojibwe). Suku
Chippewa termasuk 100,000 orang yang tinggal sebagian besar di dataran Great
Lakes (Michigan, Wisconsin, Minnesota, North Dakota, dan Ontario). Aamjiwnaang
sendiri berarti ‘Di Sungai Pemijahan’.
Vanessa Gray, suku Aamjiwnaang berdemonstrasi di depan lokasi konferensi industri minyak bumi (https://www.vice.com/en_uk/article/the-chemical-valley-part-1) |
Sejak tahun 1995,
Lembah Kimia melepaskan kromium, perunggu, dan arsenik yang konsentrasinya
terus meningkat. Secara total, area industri ini melepaskan 109,899,249 dan 843
ton pencemar ke air, udara, dan tanah pada tahun 2008 (Environment Canada,
2010; USEPA,2011). Pencemar macam benzen, etilbenzen, toluen, xylen, nitogen
oksida, dan partikulat ditemukan (Atari dan Luginaah, 2009).Pabrik yang
berlokasi dekat Sarnia melepaskan beragam pencemar ke badan air yang terjadi
produksi dan pembuangan limbah. Limbah cair yang berasal dari bekas Kimia
Welland, pabrik yang terletak di perbatasan utara cagar alam, memasuki 4 buah
laguna yang mengandung aseton (16,000 µg/L), bahan kimia yang diduga toksik
terhadap beberapa jenis organisme akuatik dan konsentrasi bis(2-etilheksil)
ptalat dan dietilptalat diatas criteria Target Kualitas Air Provinsi atau
Provincial Water Quality Objectives (PWQO) (Golder Associates Ltd, 2004). Laguna
kemudian dilepaskan di saluran air dimana, 1999, 6 logam berat (cadmium,
kromium, timbal, perunggu, merkuri, dan arsenik), total karbon organik, padatan
tersuspensi, konduktivitias, dan klorin. Berudu katak yang dimasukkan ke dalam
perairan ini, menunjukkan kerusakan DNA yang lebih tinggi daripada berudu yang
terdapat di lokasi yang minim pencemaran (Ralph dan Petras, 1998)1.
Bila di dalam perairan
hanya terdata 6 logam yang melebih baku mutu, maka pada sedimen terdapat
lebih banyak senyawa yang memiliki konsentrasi yang sangat tinggi: PCB, logam,
dan PAH (Leadley dan Haffner, 1996) dan pestisida organoklorin (CWAIGG, 2005). Ikan
yang ditangkap di perairan sekitar juga memiiliki konsentrasi merkuri, PCB,
DDT, dan HBC. Pencemaran merkuri pada otot ikan
>5 mg/L selama tahun 1970an (sebagai catatan standarnya adalah 0.5
mg/L). Pada tahun 1990, larangan mengkonsumsi sudah dicabut dan namun peringatan
bahwa terdapat kekhawatiran akan menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia terutama
pada anak-anak dan wanita dalam usia subur (Gewurt et al., 2010)1.
Ikan-ikan predator seperti walleye, diduga masih mengandung konsentrasi merkuri
yang melebihi baku mutu (Gewurtz et al., 2010; Richman dan Milani, 2010).
Suku Aaamjiwnaang
mendapat perhatian international di tahun 2005, ketika peneliti melaporkan bahwa
bayi laki-laki yang lahir hanya memiliki prosentase yang rendah, 35%, bila
dibandingkan dengan prosentase nasional yaitu 51,2%. Peneliti Universitas
Ottawa menduga bahwa kejadian ini diduga disebabkan oleh paparan zat kimia.
Studi terbaru menyebutkan bahwa konsentrasi PCB dalam darah Suku Aamjiwnaang
adalah senyawa yang sama yang dikaitkan dengan berkurangnya kelahiran bayi
laki-laki pada penelitian pada sekelompok perempuan di New York2.
Pada penelitian
lainnya, dari total 43 pasang ibu-anak suku Aamjiwnaang dan sekitar lokasi
Lembah Kimia dengan anak berusia 4-14 tahun. Berdasarkan penelitian tahun 2013,
ditemukan logam berat, PAH, PFC, pestisida organoklorin, PCB, dan PBDE dalam
darah dan urin. Logam berat yang terdeteksi dalam darah adalah timbal, mangan,
perunggu, arsenik, cadmium, molybdenum, antimony, kobalt, uranium, dan vanadium.
Konsentrasi molybdenum, antimony, dan cadmium dalam urin (air kencing)
anak-anak lebih tinggi daripada rata-rata konsentrasi nasional ketiga logam. Untuk
merkuri, konsentrasi merkuri dalam darah anak perempuan lebih tinggi daripada
anak laki-laki dan hal ini dikaitkan dengan konsumsi ikan yang tercemar
merkuri. Pestisida yang terdeteksi dalam darah adalah DDT dan turunannya, HCH,
dan HCB. DDT dan HCB adalah warisan pestisida dan sudah tidak lagi diproduksi
baik di AS maupun Canada, tetapi keberadaannya menetap atau persisten dalam
rantai makanan (utamanya ikan) dalam jangka waktu yang panjang. Dampak kesehatan
yang potensial muncul dari paparan pestisida adalah gangguan liver, ginjal,
penyakit autoimun, gangguan syaraf dan perkembangan serta kanker (ATSDR, 2002).
Tabel 1. Total lahir
hidup dan proporsi kelahiran hidup bayi laki-laki (kelahiran hidup bayi
laki-laki/total bayi lahir hidup)[2]
Periode
|
Total lahir hidup
|
Proporsi kelahiran
hidup bayi laki-laki
|
5 tahunan
|
||
1984-1988
|
173
|
0.538
|
1989-1993
|
185
|
0.551
|
1994-1998
|
215
|
0.451
|
1999-2003
|
132
|
0.348
|
10 tahunan
|
||
1984-1993
|
358
|
0.545
|
1994-2003
|
347
|
0.412
|
Selain masalah
ketidakseimbangan rasio seks, 23% anak-anak Aamjiwnaang mengalami kesulitan belajar atau perilaku –
sebuah persentase yang lebih tinggi 6 kali lipat dari anak-anak di kawasan
tetangga, berdasarkan penelitian partisipasi komunitas. Jumlah penderita ashma
anak-anak juga lebih tinggi 2.5 kali lipat dibandingkan seluruh provinsi
berdasarkan penelitian Ecojustice (2007), sebuah organisasi lingkungan Kanada.
Komplikasi kelahiran adalah masalah lainnya dan umum dialami. Dari 132 wanita
yang disurvey pada komunitas ini pada tahun 2005, 39% mengalami setidaknya satu
kali bayi lahir mati atau keguguran. Sementara rata-rata wanita AS hanya 15%,
berdasarkan penelitian Institusi Nasional untuk Kesehatan (NIH)[3].
Tabel 2. Pengaruh
paparan lingkungan dan pekerjaan terhadap rasio seks
Senyawa Pengganggu
Hormon (SPH)
|
Penurunan rasio seks
anak laki-laki
|
Penurunan rasio seks
anak perempuan
|
Tidak berdampak
|
Dioksin
|
Orangtua terpapar
dari lingkungan setelah kecelakan industri (Mocarelli et al.,1996,2000)
Orangtua terpapar
akibat bekerja sebagai penghasil pestisida (Ryan et al., 2000)
|
Orantua terpapar
selama bekerja
|
|
PCB
|
Orangtua mengkonsumsi
minyak beras yang tercemar PCB pada usia <20 tahun (del Rio Gomez et al.,
2002)
|
Orangta terpapar
karena memakan ikan yang tercemar PCB di Great Lakes
|
Konsumsi minyak beras
terkontaminasi PCB dan PCDF (Yoshimura et al., 2001)
|
Pestisida
|
Orangtua terpapar
oleh nematosida DBCP (Goldsmith, 1997)
Orangtua merupakan
penyemprot pestisida
Terpapar oleh HCB
|
Paparan terhadap ibu
oleh HCB (Jarrell et al., 1998)
|
|
Methylmercury
|
Ibu terpapar akibat
mengkonsumsi ikan ber-merkuri (Sakamoto et al., 2001)
|
||
Petroleum
|
Perkotaan terpapar
oleh polusi udara dari petrokimia (Yang et al., 2000b)
|
Perkotaan yang
berjarak cukup dekat dengan industri pengolahan minyak bumi (Yang et al.,
2000a)
|
|
Pencemaran udara
|
Pencemaran udara dari
insinerator (Williams et al., 1992)
|
Pencemaran dari
pengecoran baja (Lloyd et al., 1984,1985)
|
Pencemaran udara pada
umumnya (Wiliam set al., 1995)
|
Radiasi
|
Ibu terpapar oleh
radiasi non-ionisasi (seperti radiasi elektromagnetik, statik kuat) dan ayah
terpapar oleh voltase tinggi (James, 1997b)
|
Ayah terpapar selama
bekerja dengan radiasi ionisasi (Dickinson et al., 1996)
|
[1]
Cyderman, Diana Kim. Metals
contamination and chemical exposures in Canada’s ‘Chemical Valley’ Implications
for the Aamjiwnaang First Nation. 2013. Dissertation. University of Michigan.
174 pg
[2]
Constanze A. M, Ada L, dan M.
Keith. Declining sex ration in a First Nation Community. Enviro Health
Perspective. 2005. 113(10): 1295-1298
[3]
Bienkowski, Brian. Sarnia:
First nation children heavily contaminated with banned chemicals. 2013. https://warriorpublications.wordpress.com/2013/11/12/sarnia-first-nation-children-heavily-contaminated-with-banned-chemicals/
ijin share yah kak
BalasHapusharga sewa teras alfamart 2017