Belajar dari Kasus Hilangnya Anak Laki-Laki Suku Aamjiwnaang

BELAJAR DARI SARNIA: HILANGNYA ANAK LELAKI AKIBAT PENCEMARAN SPH



Cagar Alam Suku Aamjiwnaang atau The Aamjiwnaang First Nation Reserve terdiri atas kawasan seluas 11.53 km2 dengan 850 penduduk dan terletak di perbatasan utara Sarnia (kota), Ontario, Kanada. Aamjiwnaang sebelumnya dikenal sebagai Chippewas Sarnia, Aamjiwnaang adalah bagian dari suku Chippewa (atau Ojibwe). Suku Chippewa termasuk 100,000 orang yang tinggal sebagian besar di dataran Great Lakes (Michigan, Wisconsin, Minnesota, North Dakota, dan Ontario). Aamjiwnaang sendiri berarti ‘Di Sungai Pemijahan’.

Vanessa Gray, suku Aamjiwnaang berdemonstrasi di depan lokasi konferensi industri minyak bumi (https://www.vice.com/en_uk/article/the-chemical-valley-part-1)
Dalam radius 25 km dari tanah Aamjiwnaang terdapat ‘Lembah Kimia’, sebuah wilayah dengan 66 pabrik yang terdiri atas: petrokimia, polimer, kimia dan stasiun pembangkit listrik yang menghasilkan pencemaran (total) lebih dari 110 juta kg di tahun 2009 berdasarkan Environment Canada  (2010) dan USEPA (2011).  Bila Canada memiliki pabrik pupuk, PLTB (Batubara) dan lainnya di kawasan ini (Environment Canada, 2010). Maka Amerika memiliki pabrik kertas, ekstraksi rempah-rempah, pembangkit listrik, dan industri pengemasan (USEPA, 2011). Operasional harian dari industri ini sudah menghasilkan pencemaran lingkungan dan mengancam kesehatan penduduk sekitar. Masih ditambah dengan adanya (kecelakaan) tumpahan, jalur kimia,  dan transportasi barang. Lembah Kimia, mengalami kejadian tumpahan atau ledakan hampir setiap bulan (setidaknya 1 kecelakaan/bulan dalam 22 bulan). Jika dibandingkan dengan seluruh Toronto, secara umum kecelakaan macam ini hanya terjadi 5 kali/tahun (OECO, 2006)[1].

Sejak tahun 1995, Lembah Kimia melepaskan kromium, perunggu, dan arsenik yang konsentrasinya terus meningkat. Secara total, area industri ini melepaskan 109,899,249 dan 843 ton pencemar ke air, udara, dan tanah pada tahun 2008 (Environment Canada, 2010; USEPA,2011). Pencemar macam benzen, etilbenzen, toluen, xylen, nitogen oksida, dan partikulat ditemukan (Atari dan Luginaah, 2009).Pabrik yang berlokasi dekat Sarnia melepaskan beragam pencemar ke badan air yang terjadi produksi dan pembuangan limbah. Limbah cair yang berasal dari bekas Kimia Welland, pabrik yang terletak di perbatasan utara cagar alam, memasuki 4 buah laguna yang mengandung aseton (16,000 µg/L), bahan kimia yang diduga toksik terhadap beberapa jenis organisme akuatik dan konsentrasi bis(2-etilheksil) ptalat dan dietilptalat diatas criteria Target Kualitas Air Provinsi atau Provincial Water Quality Objectives (PWQO) (Golder Associates Ltd, 2004). Laguna kemudian dilepaskan di saluran air dimana, 1999, 6 logam berat (cadmium, kromium, timbal, perunggu, merkuri, dan arsenik), total karbon organik, padatan tersuspensi, konduktivitias, dan klorin. Berudu katak yang dimasukkan ke dalam perairan ini, menunjukkan kerusakan DNA yang lebih tinggi daripada berudu yang terdapat di lokasi yang minim pencemaran (Ralph dan Petras, 1998)1.

Bila di dalam perairan hanya terdata 6 logam yang melebih baku mutu, maka pada sedimen terdapat lebih banyak senyawa yang memiliki konsentrasi yang sangat tinggi: PCB, logam, dan PAH (Leadley dan Haffner, 1996) dan pestisida organoklorin (CWAIGG, 2005). Ikan yang ditangkap di perairan sekitar juga memiiliki konsentrasi merkuri, PCB, DDT, dan HBC. Pencemaran merkuri pada otot ikan  >5 mg/L selama tahun 1970an (sebagai catatan standarnya adalah 0.5 mg/L). Pada tahun 1990, larangan mengkonsumsi sudah dicabut dan namun peringatan bahwa terdapat kekhawatiran akan menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia terutama pada anak-anak dan wanita dalam usia subur (Gewurt et al., 2010)1. Ikan-ikan predator seperti walleye, diduga masih mengandung konsentrasi merkuri yang melebihi baku mutu (Gewurtz et al., 2010; Richman dan Milani, 2010).

Suku Aaamjiwnaang mendapat perhatian international di tahun 2005, ketika peneliti melaporkan bahwa bayi laki-laki yang lahir hanya memiliki prosentase yang rendah, 35%, bila dibandingkan dengan prosentase nasional yaitu 51,2%. Peneliti Universitas Ottawa menduga bahwa kejadian ini diduga disebabkan oleh paparan zat kimia. Studi terbaru menyebutkan bahwa konsentrasi PCB dalam darah Suku Aamjiwnaang adalah senyawa yang sama yang dikaitkan dengan berkurangnya kelahiran bayi laki-laki pada penelitian pada sekelompok perempuan di New York2.

Pada penelitian lainnya, dari total 43 pasang ibu-anak suku Aamjiwnaang dan sekitar lokasi Lembah Kimia dengan anak berusia 4-14 tahun. Berdasarkan penelitian tahun 2013, ditemukan logam berat, PAH, PFC, pestisida organoklorin, PCB, dan PBDE dalam darah dan urin. Logam berat yang terdeteksi dalam darah adalah timbal, mangan, perunggu, arsenik, cadmium, molybdenum, antimony, kobalt, uranium, dan vanadium. Konsentrasi molybdenum, antimony, dan cadmium dalam urin (air kencing) anak-anak lebih tinggi daripada rata-rata konsentrasi nasional ketiga logam. Untuk merkuri, konsentrasi merkuri dalam darah anak perempuan lebih tinggi daripada anak laki-laki dan hal ini dikaitkan dengan konsumsi ikan yang tercemar merkuri. Pestisida yang terdeteksi dalam darah adalah DDT dan turunannya, HCH, dan HCB. DDT dan HCB adalah warisan pestisida dan sudah tidak lagi diproduksi baik di AS maupun Canada, tetapi keberadaannya menetap atau persisten dalam rantai makanan (utamanya ikan) dalam jangka waktu yang panjang. Dampak kesehatan yang potensial muncul dari paparan pestisida adalah gangguan liver, ginjal, penyakit autoimun, gangguan syaraf dan perkembangan serta kanker (ATSDR, 2002).

Tabel 1. Total lahir hidup dan proporsi kelahiran hidup bayi laki-laki (kelahiran hidup bayi laki-laki/total bayi lahir hidup)[2]
Periode
Total lahir hidup
Proporsi kelahiran hidup bayi laki-laki
5 tahunan


1984-1988
173
0.538
1989-1993
185
0.551
1994-1998
215
0.451
1999-2003
132
0.348
10 tahunan


1984-1993
358
0.545
1994-2003
347
0.412

Selain masalah ketidakseimbangan rasio seks, 23% anak-anak Aamjiwnaang  mengalami kesulitan belajar atau perilaku – sebuah persentase yang lebih tinggi 6 kali lipat dari anak-anak di kawasan tetangga, berdasarkan penelitian partisipasi komunitas. Jumlah penderita ashma anak-anak juga lebih tinggi 2.5 kali lipat dibandingkan seluruh provinsi berdasarkan penelitian Ecojustice (2007), sebuah organisasi lingkungan Kanada. Komplikasi kelahiran adalah masalah lainnya dan umum dialami. Dari 132 wanita yang disurvey pada komunitas ini pada tahun 2005, 39% mengalami setidaknya satu kali bayi lahir mati atau keguguran. Sementara rata-rata wanita AS hanya 15%, berdasarkan penelitian Institusi Nasional untuk Kesehatan (NIH)[3].

Tabel 2. Pengaruh paparan lingkungan dan pekerjaan terhadap rasio seks
Senyawa Pengganggu Hormon (SPH)
Penurunan rasio seks anak laki-laki
Penurunan rasio seks anak perempuan
Tidak berdampak
Dioksin
Orangtua terpapar dari lingkungan setelah kecelakan industri (Mocarelli et al.,1996,2000)
Orangtua terpapar akibat bekerja sebagai penghasil pestisida (Ryan et al., 2000)

Orantua terpapar selama bekerja
PCB
Orangtua mengkonsumsi minyak beras yang tercemar PCB pada usia <20 tahun (del Rio Gomez et al., 2002)
Orangta terpapar karena memakan ikan yang tercemar PCB di Great Lakes
Konsumsi minyak beras terkontaminasi PCB dan PCDF (Yoshimura et al., 2001)
Pestisida
Orangtua terpapar oleh nematosida DBCP (Goldsmith, 1997)
Orangtua merupakan penyemprot pestisida
Terpapar oleh HCB

Paparan terhadap ibu oleh HCB (Jarrell et al., 1998)
Methylmercury
Ibu terpapar akibat mengkonsumsi ikan ber-merkuri (Sakamoto et al., 2001)


Petroleum

Perkotaan terpapar oleh polusi udara dari petrokimia (Yang et al., 2000b)
Perkotaan yang berjarak cukup dekat dengan industri pengolahan minyak bumi (Yang et al., 2000a)
Pencemaran udara
Pencemaran udara dari insinerator (Williams et al., 1992)
Pencemaran dari pengecoran baja (Lloyd et al., 1984,1985)
Pencemaran udara pada umumnya (Wiliam set al., 1995)
Radiasi
Ibu terpapar oleh radiasi non-ionisasi (seperti radiasi elektromagnetik, statik kuat) dan ayah terpapar oleh voltase tinggi (James, 1997b)
Ayah terpapar selama bekerja dengan radiasi ionisasi (Dickinson et al., 1996)




[1] Cyderman, Diana Kim. Metals contamination and chemical exposures in Canada’s ‘Chemical Valley’ Implications for the Aamjiwnaang First Nation. 2013. Dissertation. University of Michigan. 174 pg
[2] Constanze A. M, Ada L, dan M. Keith. Declining sex ration in a First Nation Community. Enviro Health Perspective. 2005. 113(10): 1295-1298
[3] Bienkowski, Brian. Sarnia: First nation children heavily contaminated with banned chemicals. 2013. https://warriorpublications.wordpress.com/2013/11/12/sarnia-first-nation-children-heavily-contaminated-with-banned-chemicals/

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer