Ikan Alien - Monster Air

Alligator gar
Menurut kamus, definisi kata ALIEN adalah (1) orang yang diasingkan atau bukan WN suatu negara, (2) asing, (3) merugikan, berlawanan. Definisi ikan alien (menurut saya), ikan yang bukan merupakan 'penduduk asli' di sebuah perairan. Ikan alien bisa merupakan ikan yang sengaja atau tidak sengaja diintroduksi ke sebuah perairan. Nyemplungnya ikan alien ke perairan umum seperti sungai, danau, dan rawa skenarionya berbeda-beda. Ada yang awal rutenya, adalah penghobi ikan hias, kita sebut saja Otong. Suatu hari Otong pergi ke pasar ikan dan melihat ada ikan yang menarik atau 'aneh', semisal ikan dengan moncong seperti buaya alias alligator gar (Atractosteus spatula). Dibelilah si alligator gar oleh Otong karena rasa ketertarikannya. Tak terasa, semakin lama alligator gar peliharaan Otong semakin besar. Karena Otong tidak lagi bisa memelihara alligator gar maka dilepaskanlah ikan ini ke sungai atau danau karena rasa kasihan (dan tidak bertanggung jawab). FYI, alligator gar berasal dari Amerika tengah dan Utara. Ikan ini bisa mencapai panjang 2 meter dan berat 140 kg, toleran terhadap salinitas yang tinggi, dan telurnya beracun bila tertelan. Ikan ini adalah ikan opportunistik, ikan yang memakan ikan lain hingga kura-kura dan burung air. Sangat sedikit predator alligator gar, salah satunya adalah alligator dan buaya jenis lainnya. Kalau ikan ini terlepas di perairan umum Jawa seperti waduk dan sungai, dimana predator alaminya (aligator dan buaya jenis lainnya) tidak ada. Ikan ini akan tumbuh dengan sangat cepat, menghabiskan populasi ikan asli, dan kita akan kesulitan mengendalikan populasinya. Skenario ini mirip dengan yang terjadi di Waduk Jatiluhur dimana terjadi ledakan populasi alligator gar.

Skenario kedua, adalah lepasnya ikan budidaya karena faktor ketidak sengajaan. Skenario ke 2 ini sering terjadi di dekat kantor saya yang lokasinya tidak seberapa jauh dari sungai. Beberapa warga merupakan pembudidaya ikan konsumsi populer, seperti lele, nila, mas, dan mujair. Media budidaya mereka diantaranya kolam terpal atau beton atau rawa atau jublang belakang rumah. Ketika musim penghujan tiba, banjir menjadi peristiwa reguler. Ketika banjir datang, jublang hingga kolam beton akan tertutup air dan ikan-ikan akan terlepas. Tetangga kami, Pak Gatot telah beberapa kali kehilangan ikannya budidayanya akibat banjir. Ujung-ujungnya, akan ada sebagian ikan yang terbawa hingga ke sungai. Ikan Lele, nila, dan mujair BUKAN IKAN ASLI INDONESIA. Lele, nila, dan, mujair berasal dari Afrika dan didomestikasi dengan alasan produksi. Walaupun sudah dilakukan domestikasi, ikan-ikan ini TETAP bukan ikan asli Indonesia. Skenario ketiga dan yang terburuk, pelepasan ikan alien dengan sengaja dan alasannya sebagai upaya restocking atau untuk mengendalikan populasi tanaman atau hewan pengganggu. Suatu waktu Ketika saya mengikuti sebuah acara workshop, salah satu pemateri berasal dari dinas perikanan dan kelautan. Narasumber menyatakan bahwa mereka telah melakukan restocking di perairan umum dengan ikan nila/mujair, tombro, dan tawes sebanyak 3 juta ekor. TIGA JUTA EKOR dilepaskan ke perairan umum di Jatim dengan alasan restocking.

Nila menyimpan telur dalam mulutnya
Saya benar-benar tidak menyangka mendengar hal ini terutama dari perwakilan dinas perikanan dan kelautan. Kalau pelepasan tawes atau bader ke perairan umum saya bisa memahami, karena tawes atau bader merupakan species asli. Namun pelepasan ikan seperti nila atau mujair (dengan berbagai strainnya) yang telah didomestikasi bukan merupakan alasan melakukannya. Introduksi ikan alien ke perairan umum baik dengan sengaja atau tidak, telah menjadi ancaman, walaupun bagi beberapa pihak kegiatan ini bukan ancaman. Mengapa introduksi ikan alien ini saya anggap ancaman terhadap ikan lokal yang berada di perairan umum? Alasan (1) Kemungkinan adanya predator alami kecil (contoh: aligator gar, ikan sapu-sapu, piranha) (2) kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang tinggi dibanding ikan lokal (contoh: mujair, nila, tombro) (3) Cepat pertumbuhannya dan reproduksinya. Ikan-ikan ini dapat memijah setiap saat, tidak bergantung pada musim (contoh: nila, mujair, lele dumbo). Kedua mujair dan nila adalah mouth brooder yang artinya mereka menyimpan telur dan anakan di dalam mulut hingga kurang lebih 12 hari. Perilaku ini memberikan perlindungan tambahan terhadap anakan dan meningkatkan prosentase kelulushidupan jenisnya. (4) Kompetisi makanan dengan ikan lokal (Contoh: ikan nyamuk/ Mosquitofish, mujair, nila). Mujair juga memakan ikan kecil/benih ikan lainnya serta serangga sehingga menyebabkan kompetisi makanan terhadap ikan asli. (5) Menyebabkan penurunan kualitas air (contoh: mujair dan tombro). Cara makan tombro dan mujair yang menggali di sekitar akar tanaman, menyebabkan air menjadi keruh dan melepaskan fosfor yang terikat pada sedimen/dasar perairan. Lepasnya fosfor akan meningkatkan kesuburan perairan sehingga populasi alga pun melimpah. Melimpahnya alga akan menurunkan menurunkan kandungan oksigen (pada perairan tenang, seperti danau, waduk) dan dapat menyebabkan kematian ikan secara massal. (6) Adanya perkawinan antara ikan asli dengan alien menyebabkan penurunan keanekaragaman genetika.

Upaya pelepasan ikan dengan tujuan untuk restocking atau memperbaiki/ meningkatkan produktivitas suatu perairan haruslah didasarkan pada kondisi ekosistem itu sendiri dan jenis ikan asli yang hidup di dalamnya. Selama ini, ikan-ikan alien yang sering dilepaskan dengan tujuan restocking adalah mujair, nila, dan tombro. Dalam website IUCN, teman-teman bisa menemukan daftar yang disusun tentang 100 species alien invasif terburuk, dimana Mujair (Oreochromis mossambicus), dan tombro (Cyprinus carpio) termasuk dalamnya. Penurunan hingga hilangnya spesies ikan asli akibat meledaknya populasi ikan alien sudah banyak terjadi di dalam maupun di luar negeri. Untuk kasus dalam negeri, salah satu contohnya adalah penurunan populasi ikan depik (Rasbora tawarensis) di Danau Laut Tawar, Aceh Tengah. Penanganan yang lambat dari lepasnya ikan alien ke perairan atau ketidak mampuan dalam mengendalikan populasi ikan alien akan membuahkan biaya dan kerusakan lingkungan yang sangat besar. Pengembalian populasi ikan asli ke awal bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan waktu serta biaya yang besar. Pimentel et al (1999) mengatakan bahwa AS harus menderita kerugian sebesar 1 milyar dolar/tahun akibat ikan alien.

Sudah banyak ikan endemik dan atau ikan asli perairan kita yang hilang akibat penangkapan yang tidak terkendali maupun aktivitas manusia lainnya. Dengan menjadi orang yang lebih bertanggung jawab (penghobi, peternak ikan, dan lembaga pemerintah) dengan tidak melepas ikan alien ke perairan umum, maka setidaknya kita tidak menambah beban atau ancaman terhadap populasi ikan asli dan endemik yang terancam. Selamatkan ikan asli dan endemik perairan Indonesia, karena apa yang sudah hilang tidak akan pernah dapat terganti.




Komentar

  1. Kalau sekarang kerugiannya udah naik. Dilaporkan bahwa di Amerika terdapat 138 spesies ikan non-native yang menyebabkan kerugian hinga $ 5,4 miliar/tahun. (Wiedemer et al 2014)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer