Menghilangnya Para Lebah, Kemana?

Inspirasi untuk menulis ini muncul saat saya duduk di atas kursi  taman sambil sambil mencampur pupuk kandang dengan tanah. Menikmati panas sinar matahari sambil mendengar suara serangga berteriak di sekitar. Saat melihat sekeliling, saya baru menyadari bahwa sudah lama saya tidak melihat lebah. Pergi kemana mereka ya, padahal kantor kami dikelilingi oleh pepohonan dan berbagai tanaman. Kupu-kupu, capung kadang masih menyempatkan diri numpang lewat di kebun kami, tetapi kemana si lebah?. Kita semua tahu bahwa lebah adalah agen penyerbukan yang bernilai ekonomis. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh FAO (The Food and Agriculture Organization) 71 dari 100 jenis tanaman pangan yang menyediakan pangan bagi 90% warga dunia penyerbukannya dilakukan oleh lebah. Untuk wilayah Eropa sendiri, 84% dari 264 jenis tanaman pangan membutuhkan bantuan agen penyerbukan dan 4000 varietas sayuran masih dapat dinikmati karena peranan lebah. Kalau dihitung secara ekonomi, peran lebah dalam penyerbukan di seluruh dunia bernilai 117 milyar dolar amerika/tahunnya.

Sebaran jenis lebah madu
Diantara 20.000 jenis lebah yang dikenal dunia, lebah yang paling dikenal untuk dibiakkan adalah lebah madu. Lebah madu merupakan agen penyerbukan yang paling ekonomis untuk pertanian monokultur di seluruh dunia. Hasil panen buah, biji, dan kacang-kacangan tertentu menurun hingga lebih dari 90% tanpa adanya agen penyerbukan yang sangat efisien.  Kalau dihitung-hitung, ada 10 jenis lebah madu (Apis sp) dan penyebarannya sangat tidak seimbang. Apis mellifera  jenis lebah madu yang paling sering dibicarakan yang berasal dari Afrika mengadakan perjalanan untuk berkolonisasi di benua Eurasia dan diekspor ke benua lainnya. Sedangkan 9 jenis lainnya tetap berada di daerah asalnya. Jenis Apis mellifera Asia kurang produktif bila dibandingkan dengan Eropa.  A. mellifera asia bisa mendapatkan bunga sepanjang tahun, sedangkan jenis Eropa mereka harus mengembangkan adaptasi dalam mengumpulkan dan menyimpan madu untuk melewati musim dingin.

T. clareae, tengu parasit pada lebah madu
(A. mellifera)
Beberapa tahun lalu, terjadi kematian massal lebah secara drastis. Kematian massal lebah terjadi di Eropa, Amerika Utara, Afrika, dan Asia. Kematian 10 juta koloni lebah senilai 2  milyar dollar ini mendorong peneliti untuk mencari penyebabnya. Peristiwa ini disebut dengan penyakit kematian massal koloni (colony collapse disorder/ CCD). Gejala-gejala CCD antara lain: (1) matinya populasi koloni lebah dewasa secara tiba-tiba dengan  sangat sedikit lebah yang ditemukan di dekat koloni yang mati, (2) terdapat beberapa kotak  yang terisi oleh anak-anak lebah yang sehat dan adanya kerumunan tengu parasit dalam jumlah kecil. Ini mengindikasikan bahwa sebelum terjadinya kematian massal koloni, kondisi koloni sangat sehat dan kematiannya tidak disebabkan karena gangguan tengu. (3) Cadangan makanan tidak dirampok, meskipun terdapat koloni lebah aktif di area tersebut. Kondisi ini menunjukkan bahwa koloni lebah lainnya menghindarinya.  Terdapat banyak faktor yang diperkirakan mendorong terjadinya CCD, diantaranya pestisida, parasit pembawa penyakit, hilangnya habitat, perubahan iklim, dan rendahnya nutrisi. Pada tahun 2013, Pettis dan teman-temannya, menemukan kemungkinan penyebab terjadinya CCD. Mereka menemukan ramuan ces pleng yang terbuat dari pestisida dan fungisida yang ditemukan dalam serbuk sari yang lebah gunakan untuk memberi makan koloninya. Lebah yang memakan serbuk sari yang terkontaminasi fungsida dan pestisida menjadi lebih rentan 3x lipat terhadap parasit Nosema ceranae (mikrospora).  N. ceranae menyebabkan  kematian lapisan permukaan saluran pencernaan dan mencegah terbentuknya lapisan baru.  Lebah yang terinfeksi N. ceranae setelah mati akan melepaskan ratusan sampai ribuan spora N. ceranae dan menginfeksi lebah lainnya  dan pada akhirnya seluruh koloni.
Distribusi tengu parasit  Tropilaelaps sp pada lebah madu A. mellifera. Infestasi Tropilaelaps menyebabkan
berkembangan abnormal dari anak lebah, kematian anak dan lebah dewasa, dan pada akhirnya kematian koloni
Pestisida baru yang juga diduga menjadi sumber CCD adalah neonicotinoid. Neonicotinoid adalah senyawa buatan yang memiliki struktur kimia dan sifat seperti nikotin. Neonicotinoid didesain untuk melindungi tanaman pangan terhadap cacing dan hama lainnya. Neonicotinoid atau dikenal dengan neonic diaplikasikan sebagai pelapis pada jagung, kanola, dan beberapa kedelai. Neonic juga digunakan oleh petani sayuran dan bunga. Pestisida ini bersifat sistemik yang berarti neonic terdapat di seluruh bagian tanaman, termasuk nektar dan serbuk sari yang dimakan oleh agen penyerbukan. Dampak racun neonic terhadap lebah adalah gangguan terhadap kemampuan komunikasi, panen serbuk sari, belajar, navigasi, dan mobilitas. Perusahaan kimia  seperti Bayer, Syngenta, BASF, Dow, DuPont, dan Monsanto mengangkat bahu terhadap racun sistemik dari pestisida yang mereka hasilkan terhadap koloni lebah dan menganggapnya sebagai misteri yang terlalu rumit. Bayer Crop Science, pembuat biji berpelapis neonic di Kanada, menyatakan bahwa neonic aman dan pestisida yang terdapat pada serbuk sari dan nektar dalam konsentrasi yang rendah sehingga tidak membunuh lebah. Monstanto juga berkontribusi terhadap hilangnya lebah. Mulai dari jagung yang diubah secara genetis, Monstanto menghasilkan insektisida disebut Bacillus thuringiensis (Bt). Bt ketika dicerna oleh lebah akan mencegah lebah untuk makan. Hal ini menyebabkan lebah menadi lemah, menyebabkan dinding dalam perut rusak sehingga membuat mereka rentan terhadap serangan bakteri dan spora.

Pengaruh pestisida terhadap populasi lebah di AS sangat besar. Sekarang ini populasi lebah sangat rendah dimana dibutuhkan 60% dari koloni yang tersisa hanya untuk penyerbukan 1 tanaman pangan Kalifornia, almond dan ini bukan saja menjadi masalah pantai utara, karena Kalifornia menyediakan 80% kebutuhan almon dunia dengan nilai sebesar 4 milyar dolar. Ada beberapa rekomendasi yang sama dan disampaikan  oleh beberapa lembaga adalah perbaikan habitat, pelarangan penggunaan pestisida yang terindikasi menyebabkan kematian pada lebah, dan perbaikan cara bertani. Sekarang mari kembali pada kondisi di dalam negeri. Ada banyak pertanyaan tentang populasi lebah di Indonesia. Bagaimanakah produksi madu kita, apakah pernah terjadi kematian massal koloni/ penurunan populasi lebah, bagaimana kualitas madu kita (apakah terkontaminasi pestisida), apakah salah satu penyebab penurunan produksi tanaman pangan kita karena hilangnya lebah?. Adakah yang bisa berbagi informasi mengenai hal ini?.  




DAFTAR PUSTAKA


Atkins, E. 2014. Why is Canada's Bee Population Rapidly Decline. http://www.theglobeandmail.com/news/national/why-is-canadas-bee-population-so-drastically-indecline/article19735416/

Breeze, T. D, S. P. M. Roberts, dan S. G. Potts. 2012. The Decline of England's Bee: Policy Reviews and Recommendation. University of Reading

Capri, E, and A. Marchis. 2013. Bee Health in Europe : Facts and Figures 2013. OPERA research center. www.operaresearch.eu

Dussaubat, C., J.L. Brunet, M. Higes, J.K. Colbourne, J. Lopez, J. H. Choi, R. Martin-Hernandez, C. Botias, M. Cousin, dan C. McDonnell. 2012. Gut Pathology and Responses to the Microsporidium Nosema ceranae in the Honey Bee Apis melliferaDOI: 10.1371/journal.pone.0037017

Goblirsch, M., Z. Y. Huang, dan M. Spivak. 2013. Physiological and Behavioral Changes in Honey Bee (Apis mellifera) Induced by Nosema ceranae infection. DOI: 10.1371/journal.pone.0058165

Hopwood, J., M. Vaughan, M. Sheperd, D. Biddinger, E. Mader, S. H. Black, dan C. Mazzacano. 2012. Are Neonicotinoid Killing Bees? A Review of Research into The Effect of Neonicotinoid Insecticides on Bees with Recommendation for Action. The Xerces Society for Invertebate Conservation. www.xerces.org

Pettis, J. S., E. M. Lichtenberg, M. Andree, J. Stitzinger, R. Rose, dan D. van Engelsdrop. 2013. Crop Pollination Exposed Honey Bee to Pesticides Which Alters Their Susceptibility to The Gut Pathogen Nosema ceranae. PLoS ONE 8(7): e70182. doi: 10.1371/journal.pone.0070182

UNEP. 2010. Emerging Issues : Global Honey Bee Colony Disorder and Other Threats to Insect Pollinator

Woody, T. 2013. Scientists Discover What's Killing The Bees and It's Worse than You Thought. http://qz.com/107970/scientis-discover-whats-killing-the-bees-and-its-worse-than-you-thought

Y. L. Conte dan M. Navajas. 2008. Climate Change: Impact on Honey Bee Populations and Disease. Rev. sci. tech. Off. int. Epiz 27(2) : 499-510








Komentar

Postingan Populer