Fitoremediasi Logam Berat
Logam berat, tentu kita sering mendengar istilah satu ini, terutama ketika membaca berita mengenai pencemaran industri. Logam
berat merupakan unsur pokok yang terdapat secara alami pada kerak bumi,
terdapat pada berbagai lingkungan (air, udara, sedimen dan air) sebagai hasil
dari erosi dan pelapukan batuan. Beberapa logam berat, seperti Zn, Cu, Ni, dan Cr memainkan peranan penting
dalam kehidupan manusia, sementara lainnya seperti Cd, Hg, dan Pb
tidak diketahui fungsi fisiologis maupun biologisnya. Logam berat dapat dengan mudah ditemukan pada limbah industri. Berikut ini adalah jenis industri dan logam berat yang dihasilkan.
Tabel
1. Industri penghasil logam berat
Industri
|
Logam
|
Pertambangan
|
Kation
: Cu, Zn, Pb, Mn, U
Anion : Cr, As, Se, V
|
Elektroplating
|
Cr,
Cd, Ni, Zn
|
Logam
|
Cu,
Zn, Mn
|
PLTB
|
Cu,
Cd, Mn, Zn
|
Industri
nuklir
|
U,
Th, Ra, Sr, Eu, Am
|
Kegiatan
tertentu
|
Hg,
Au dan logam mulia
|
Logam
berat merupakan salah satu polutan yang sulit terdegradasi. Tidak seperti
polutan organik, logam berat tidak dapat didegradasi oleh mikroorganisme dan
lebih buruk lagi kebanyakan dari logam berat dapat terakumulasi dalam organisme
dan mengalami sebuah proses biomagnifikasi dalam sebuah rantai makanan. Oleh
sebab itu, dampak racun lebih berat pada hewan pada tingkat makanan yang lebih
tinggi. Berdasarkan pandangan ilmu ekotoksikologi dan WHO, urutan logam dengan toksisitas tertinggi adalah cadmium, cromium, tembaga, merkuri, timbal, kobalt, nikel, dan
seng. Oke, sekarang kita sudah mulai memahami apa itu logam berat. Apakah ada cara untuk mengurangi logam berat? Banyak-itu jawabannya, tapi umumnya dibedakan menjadi 2: konvensional dan alternatif. Pengelolaan limbah logam berat dengan metode konvensional membutuhkan biaya yang besar, tidak aman bagi lingkungan dan bergantung pada
konsentrasi dari limbah itu sendiri.
Bila mendengar kata-kata FITOREMEDIASI, apa yang terlintas dipikiran? Fito dan Remediasi. Fito adalah tanaman dan remediasi adalah memperbaiki menjadi seperti kondisi semula. Fitoremediasi adalah alternatif untuk mengurangi
logam berat/polutan dari air dan atau tanah oleh tanaman. Beberapa tahun
terakhir, fitoremediasi mendapatkan perhatian
besar karena keuntungan yang ditawarkan seperti aman bagi lingkungan,
pembiayaan yang efektif dan sedikitnya dampak negatif bila dibandingkan dengan
pendekatan teknik fisikokimia. Lebih jauh lagi, terdapat kemungkinan untuk
memanen tanaman untuk mengekstrak kontaminan yang terserap, seperti logam untuk
didaur ulang. Rawa dan lahan basah juga diajukan untuk dijadikan sebagai tempat
untuk fitoremediasi logam (Chuan, 2010). Selain
memiliki berbagai kelebihan, fitoremediasi juga memiliki beberapa keterbatasan
dalam penerapannya, Berikut ini adalah kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki
oleh fitoremediasi:
Fasilitas pemurnian air dengan memodifikasi lahan basah |
Tabel
1.
Kelebihan dan Keterbatasan Aplikasi Fitoremediasi
No
|
Kelebihan
|
Keterbatasan
|
1
|
Biaya
fitoremediasi lebih murah dibandingkan dengan proses pengolahan limbah secara
tradisional baik in situ maupun exsitu
|
Fitoremediasi
hanya terbatas pada permukaan dan kedalaman yang dapat dicapai oleh akar
|
2
|
Tanaman
mudah untuk dipantau
|
Pertumbuhan
yang lama dan biomassa yang rendah membutuhkan komitmen jangka panjang
|
3
|
Kemungkinan
untuk pemulihan dan penggunaan kembali logam yang berharga (terutama untuk
perusahaan yang bergerak dalam pertambangan tanaman)
|
Dengan
memanfaatkan tanaman, mustahil mencegah secara keseluruhan bocornya
kontaminan hingga ke air tanah (kecuali dengan memindahkan tanah yang
terkontaminasi, namun hal ini tidak menyelesaikan masalah)
|
4
|
Lebih
kecil kerusakan yang dihasilkan karena memanfaatkan organisme yang terdapat
secara alami di alam dan menjaga terjadinya proses secara alami
|
Ketahanan
tanaman dipengaruhi oleh toksisitas kontaminan
|
5
|
Bioakumulasi
kontaminan oleh tanaman, terutama logam, dimana nantinya akan berlanjutan
pada rantai makanan, membutuhkan tempat pembuangan yang khusus.
|
Spirodela polyrhiza, tanaman hiperakumulator |
Daftar Pustaka
Chuan,
Zheng Jia. 2010. The Performance and
Mechanism Removal of Heavy Metals from Water by Water Hyacinth as a Biosorbent
Materials. Departemen Biology and Chemistry, City University of Hong Kong.
Dhir, Buphinder. 2010. Use of Aquatic Plants in Removing Heavy
Metals From Wastewater. International Journal of Enviromental Engineering
Volume 2. Nos 1/2/3
DA
Komentar
Posting Komentar