Air Mineral Dalam Botol PET: Es Campur Masalah



Botol plastik PET  (foto:www.pet-bottles.ready-online.com)
Apa yang anda pikirkan ketika melihat iklan yang menggambarkan pegunungan yang tertutup oleh hijaunya hutan dan mata air yang mengalir jernih? Pikiran saya langsung tertuju pada air kemasan. Lewat iklan ini, kesan yang tertanam dalam benak saya adalah air kemasan terjamin keamanan dan memberikan manfaat. Tapi apakah meminum air kemasan itu aman? Coba balik botol kemasan air mineral anda. Apakah anda bisa menemukan  gambar segitiga dengan nomor 1 di tengahnya? Segitiga dan nomor 1 itu menunjukkan bahwa botol tersebut dapat didaur ulang dan terbuat dari  PET (Polyethelene Terepthalate). Botol PET umumnya digunakan sebagai botol air kemasan dan warnanya bening. Walaupun botol PET digunakan sebagai botol air kemasan, namun tidak direkomendasikan untuk digunakan berulang kali. Anda akan tahu alasannya setelah membaca tulisan ini.  


Ketika minum air kemasan, pernahkah anda merasakan rasa ‘aneh’ yang seharusnya tidak terdapat pada air minum? Menurut anda, apa penyebab rasa aneh yang terasa pada air kemasan? Rasa 'aneh' itu adalah lapisan plastik dari botol PET  yang larut dalam air. Apa saja bahan kimia dari botol PET yang larut dalam air kemasan? Mari kita urutkan:
  • Antimony (Sb). Pada beberapa penelitian ditemukan adanya antimoni (Sb) dalam air kemasan. Kisaran konsentrasi Sb yang terukur pada air kemasan berkisar antara 0,343-8 mikrogram/L (Shotyk dan Krachler, 2007). Lepasnya Sb dari botol PET disebabkan karena peningkatan suhu tempat penyimpanan (Keresztes et al., 2009; Cheng et al., 2010). Menurut WHO (2003), toleransi konsumsi harian untuk Sb adalah 6 mikrogram/berat tubuh/hari atau 2 L air minum/hari. Konsumsi Sb lebih dari 30 miligram/L menyebabkan mual, diare, dan muntah-muntah. Beberapa penelitian dilakukan untuk mengetahui dampak Sb lebih jauh. Penelitian lain dengan menggunakan hewan uji (seperti tikus) menunjukkan bahwa terjadi kerusakan DNA akibat paparan Sb secara terus menerus (Sundar dan Chakravarty, 2010) dan diduga sebagai salah satu penyebab kanker pada manusia (IARC, 2008).
  • Logam lainnya. Cheng et al. (2010) menemukan 15 logam dalam air kemasan. Lima belas logam tersebut adalah aluminium (Al), vanadium (V), krom (Cr), mangan (Mn), kobalt (Co), nikel (Ni), perunggu (Cu), arsen (As), selenium (Se), molibdenum (Mo), perak (Ag), kadmium (Cd), barium (Ba), dan timbal (Pb). Temuan ini mengkhawatirkan mengingat beberapa logam yang ditemukan (Cd, Cr, Cu, dan Pb) juga dikenal menyebabkan gangguan kesehatan. Timbal misalnya, dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan tidur, mual, muntah, gangguan tidur, kehilangan nafsu makan, kanker, dan anemia.
  • Asetaldehid. Senyawa ini yang menyebabkan munculnya rasa 'aneh' dan bau yang tidak diinginkan pada air minum kemasan. Pada sebuah penelitian terukur nilai asetaldehid pada air mineral 3-8,8 miligram/L. Lorusso et al (1985) menemukan bila air terkarbonasi yang disimpan selama 6 bulan dengan suhu ruangan 40 derajat, memiliki kadar asetaldehid sebesar 100 mikrogram/L. Asetaldehid dalam IARC digolongkan pada senyawa yang berpotensi menyebabkan kanker pada manusia. Selain berpotensi kanker, pada kenyataannya asetaldehid juga bersifat racun pada genetika. Dampak asetaldehid pada gen adalah mutasi gen dan penyimpangan kromosom. Terpapar asetaldehid ketika sedang mengandung dapat menyebabkan malformasi janin (CERI, 2007). Selain asetaldehid, juga ditemukan formaldehid, propanal,nonanal, dan glyoxal.
  • Ptalat ester (PE). PE yang ditemukan terdapat air mineral adalah DBP, BBP, dan DEHP. Casajuana dan Lacorte (2003) menemukan peningkatan konsentrasi PE akibat penyimpanan yang buruk (disimpan di luar ruangan dengan suhu mencapai 30 derajat). Walaupun PE tidak tergolong dalam senyawa yang menyebabkan karsinogen, namun bersifat estrogenik dan embriotoksik. Karena sifatnya yang estrogenik, menyebabkan PE sangat berpengaruh terhadap kesehatan pria. Pengaruh DBP, BBP, dan DEHP terhadap kesehatan diantaranya testikel turun, hipospadia (uretra berada di bagian bawah penis), penurunan testosteron, penundaan pubertas, dan malformasi pada janin (EPA, 2007)
  • Alkalifenol. Akalifenol yang umum ditemukan terdapat pada air mineral adalah nonilfenol (NP) dan oktilfenol (OP). Keberadaan NP dan OP digunakan untuk menstabilkan bahan pembuat botol plastik dan hasil penguraian surfaktan. Surfaktan digunakan sebagai agen pembersih botol plastik. NP dan OP dikenal sebagai pencemar lingkungan yang berbahaya. Telah banyak penelitian yang menggambarkan betapa berbahayanya NP dan OP. Keduanya mampu untuk mengubah jenis kelamin hewan uji (ikan) secara menyeluruh atau sebagian (Kayama et al., 2003).
  • Bisfenol A (BPA). Konsentrasi BPA yang terukur dalam air mineral 3-10 nanogram/L. Pelepasan BPA dipercepat dengan terpaparnya botol PET oleh sinar matahari dan suhu penyimpanan. Pada botol plastik yang dibiarkan selama 10 minggu dengan suhu penyimpanan 30 derajat, kadar BPA meningkat 7 nanogram/L. Sama seperti ptalat ester (PE), BPA juga merupakan senyawa yang bersifat estrogenik. Berbeda dengan PE, dampak paparan BPA terhadap manusia adalah diabetes, osteoporosis, dan obesitas (Schierow dan Lister, 2010).
BPA merupakan salah satu faktor penyebab obesitas (foto: www.blog.fooducate.com)

Sheryl Crow dalam sebuah wawancara pada acara Ellen Degeneres Show mengatakan bahwa penyebab kanker payudara yang dialaminya adalah meminum air mineral botolan yang ditinggalkan dalam mobil. Oncologistnya mengatakan bahwa panas mobil menyebabkan senyawa kimia pada botol plastik terlepas dan senyawa inilah yang mengakibatkan tumbuhnya kanker. Pernyataan sang onkologist telah terbuktikan dengan banyaknya penelitian yang telah disebutkan di atas. Bagaimana panas ruangan menyebabkan perpindahan senyawa plastik ke dalam air mineral. Tentu kita tidak perlu menjadi korban selanjutnya untuk mengubah pola hidup kita bukan? Menggunakan/membawa botol minum (tentunya yang BPA-free) selain menghemat biaya juga membuat anda jauh lebih sehat.
On the Ellen show, Sheryl Crow said this is what caused her breast cancer. It has been identified as the most common cause of the high levels of dioxin in breast cancer tissue. Sheryl Crow's oncologist told her: women should not drink bottled water that has been left in a car. The heat reacts with the chemicals in the plastic of the bottle which releases dioxin into the water. Dioxin is a toxin increasingly found in breast cancer tissue. So please be careful and do not drink bottled water that has been left in a car. Pass this on to all the women in your life.
Read more at http://www.snopes.com/medical/toxins/plasticbottles.asp#XpxiIcY7Lw46evoW.99



DAFTAR PUSTAKA


  • Bach, C, X. Dauchy, M. C. Chagnon, dan S. Ethienne. 2012. Chemicals Migration in Drinking Water Stored in PET bottles: A Source of Controversy. Water research, 46(3), 571-583
  • CERI. 2007. Hazard Assessment Report: Acetaldehyde. CAS No. 75-07-0
  • Cheng, X, H. Shi, C. D. Adams, dan Y. May. 2010. Assessment of Metal Contaminations Leaching Out From Recycling Plastic Bottles Upon Treatments. Environmental Science and Pollution Research, 17(7), 1323-1330
  • EPA. 2007. Pthalates. Toxicity and Exposure Assessment for Children's Health Chemical Summary. 
  • Kayama, F, H. Horiguchi, dan A. Hamamatsu. 2003. Potential Health Effects of Alkylphenols in Japan. JMAJ, 46(3), 108-114
  • Keresztes, S, E. Tatar, V. G. Mihucz, I. Virag, C. Majdik, dan G. Zaray. 2009. Leaching of Antimony from Polyethelene Terephtalate Bottles Into Mineral Water. Science of The Total Environment, 407(16), 4731-4735 
  • Lorusso, S, L. Gramiccioni, dan S. Di Marzio. 1985. Acetaldehyde Migration from PET Containers. GC Determination and Toxicological Assessment. Annali Di Chimica, 75(9-10), 403-414
  • Nishioka, K, A. Hihara, dan E. Iwamoto. 2002. Determination of Antimony in PET Bottles By Graphite Furnace Atomic Absorption Spectromfotometry Using Microwave Sample Preparation. Bulletin of  The Instute of Life Science, 8, 35-42
  • Schierow, L.J dan S. A. Lister. 2010. Bisphenol A in Plastics and Possible Human Health Effects. CRS Report for Congress. RS22869. www.crs.gov 
  • Sundar, S dan J. Chakravarty. 2010. Antimony Toxicity. Int. J. Environ. Res. Public Health, 7, 4267-4277
  • Westerhoff, P, P. Praipong, E. Shock, dan A. Hillaireau. 2008. Antimony Leaching from PET Plastic Used for Bottled Drinking Water. Water research, 42(3), 551-556
  • WHO. 2003. Antimony in Drinking Water. WHO/SDE/WSH/03.04/74. 22 pp

Komentar

  1. Terima kasih posting-an nya mb, terkadang sesuatu yang tidak kita sadari dan kita anggap enteng justru membahayakan diri kita. Termasuk sy, sering sekali saya meninggalkan botol air mineral yang belum habis didalam mobil.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer