SENYAWA PENGGANGGU HORMON

Penemuan dan sintesa senyawa baru berkembang dengan sangat cepat dan secara stabil terus meningkat. Berdasarkan CAS Registry yang dibangun oleh Chemical Abstract Services tercatat 126 juta senyawa kimia (organik dan inorganik)  seperti alloy, mineral, campuran, polimer, dan garam, serta lebih dari 66 juta ikatan kimia[1]. Sejalan dengan penemuan senyawa kimia baru yang berjalan dengan cepat, terjadi peningkatan penjualan senyawa kimia secara global yaitu US$ 171 milyar (1970) menjadi US$ 4 trilyun (2013).

Bersamaan dengan produksi bahan kimia (berikut jenis) yang semakin meningkat, dimana produksi senyawa kimia pada negara yang tergabung dalam Uni Eropa (UE-28) yang berdampak terhadap kesehatan, sebesar 205.5 ton/tahun (gambar 1)[2] . Sehingga tidak mengagetkan ketika terjadi peningkatan signifikan insidensi gangguan pediatris terkait hormon selama 20 tahun terakhir, termasuk permasalahan reproduksi pria (kriptorchidsme, hipospadia, dan kanker testis), pubertas dini pada anak perempuan, leukimia, kanker otak, dan gangguan perilaku akibat syaraf[3].

Senyawa kimia yang terdapat di lingkungan sekitar (misal: plastik, pestisida, antibakteri) mempengaruhi kerja sistem hormon melalui 3 mekanisme aksi yang berbeda. Senyawa kimia ini disebut sebagai senyawa pengganggu hormon (SPH). Endocrine Society mendefinisikan senyawa pengganggu hormon (SPH) sebagai (campuran) bahan kimia buatan yang dapat mengganggu berbagai aspek hormon3. Dari 126 juta senyawa kimia yang terdapat di dunia, namun baru 1,038 senyawa kimia yang teridentifikasi mempengaruhi sistem kerja hormon[4].

Produksi senyawa kimia negara UE-28 berdasarkan kelas racun

Setiap sel dalam tubuh kita diatur oleh hormon melalu mekanisme yang satu dan/ lainnya. Fungsi vital hormon dalam proses biologis tubuh dapat dibagi menjadi 3, yaitu: reproduksi, kemampuan bertahan hidup, dan menjalankan proses biologis umumnya.  SPH mampu untuk mengubah produksi hormon, melalui 3 mekanisme, yaitu[5]:
  • ·       Menyerupai hormon sex (estrogen dan androgen) dengan mengikat reseptor alami, baik berupa agonis maupun antagonis
  • ·       Mengubah sintesa dan pemecahan hormon alami
  • ·       Memodifikasi produksi dan fungsi reseptor hormon

SPH dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara, makanan, dan melalui absorbsi kulit. Semenjak tahun 1920 terdapat lebih dari 800 penelitian yang membahas tentang senyawa aktif hormon/endokrin[6]. Sebagai contohnya, sebuah penelitian (1938) menunjukkan bahwa bahan kimia sintetik bisphenol A (BPA) menyerupai estrogen[7]. SPH dapat dibagi menjadi 4 kategori yaitu: bahan kimia/hasil sampingan industri (mis: BPA, 4-OP, 4-NP, dioksin/furan, PCB); pestisida (mis: aldrin, dieldrin, endosulfan); logam (mis: Hg, Pb, dan Cd); produk alami (mis: genistein, b-sitosterol); farmasi (mis: etinilestradiol, norgestrel, DES).

Tabel 1 Mekanisme SPH dalam menyerupai hormon [8]
Senyawa
Efek Utama
Efek Biologis
AGONIS
Estrogenik
Efek negatif terhadap reproduksi; uterus, kelenjar susu
Bisfenol A (BPA)
Ptalat
Polifenol (termasuk isoflavon dan genistein)
Pelindung UV (benzophenone2;cinnamate; turunan camfor)
ANTAGONIS
Anti androgenik
Efek negatif terhadap reproduksi
Pestisida, fungisida, herbicida (linurone, procymidone, vinclozolin), dioksin




[1] CAS. CAS REGISTRY – the gold standard for chemical substance information. https://www.cas.org/content/chemical-substances. (Diakses pada Januari 28, 2017)
[2] EU Commission. Production of toxic chemicals, by toxicity class. http://ec.europa.eu/eurostat/tgm/table.do?tab=table&init=1&plugin=1&language=en&pcode=tsdph320. (Diakses pada Januari 28, 2017)
[3] Gore A. C, Crews D, Doan L. L, La Merrill M, Patisaul H, Zota A. Introduction to endocrine disrupting chemicals (EDCs).  Aguide for public interest organizations and policy-makers. 2014. 76 pg
[4]
[5] Anonymous. Endocrine disruptors. http://enhs.umn.edu/current/5103/endocrine/character.html. (Diakses pada Januari 29, 2017)
[6] Matthiessen P. Historical perspective on endocrine disruption in wildlife. Pure Appl. Chem.  2003; 75: 2197-2206
[7] Dodds E. C and Lawson W. Molecular structure in relation to oestrogenic activity. Compounds without a phenanthrene nucleus. Proceedings of the Rolyal Society. London B. 1938; 125: 222-232
[8] Wuttke W, Jarry H, Seidlova-Wauttke D. Definition, classification, and mechanism of action of endocrine disrupting chemicals. Hormones. 2010; 9(1): 9-15

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer