Waduk Gondang Tercemar Berat

Kegiatan pengerukan di Waduk Gondang
Waduk Gondang terletak di Kecamatan Sugio, Lamongan. Waduk Gondang merupakan waduk terbesar dan paling megah di Kabupaten Lamongan. Untuk mencapai Waduk Gondang dari Kecamatan Wringinanom, Gresik diperlukan waktu sekitar 1,5 jam. Dalam perjalanan menuju waduk, panas menyengat begitu terasa, tanah kering dan berdebu serta pemandangan berupa deretan pohon jati terlihat berkilo-kilo jauhnya. Waduk Gondang berperan penting bagi kehidupan para petani di sekitar waduk. Meski peranan waduk ini sangat penting sebagai sumber irigasi, tetapi area sekitarnya tidak ditanami oleh tanaman yang mampu menyerap air, seperti beringin, kepuh, dan bambu. Pada musim kemarau, volume waduk gondang berkurang hingga lebih dari 50%. Berkurangnya air waduk berpengaruh besar terhadap pertanian warga. Saluran irigasi dan sungai tidak lagi dapat diandalkan  sebagai sumber air irigasi. Saluran irigasi dan sungai telah berubah menjadi kubangan-kubangan kecil. Warga menyampaikan keluhan mengenai berkurangnya volume air Waduk Gondang, dan keluhan ini ditindak lanjuti dengan pengerukan waduk.

Lahan jagung di dalam waduk
Dengan berkurangnya volume air, penduduk memanfaatkan 'daratan baru' yang muncul sebagai lahan pertanian, terutamanya pertanian jagung. Selain dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, Waduk Gondang dimanfaatkan sebagai lokasi pembesaran dan penangkapan ikan. Terdapat kurang lebih 15 ancho ukuran besar yang digunakan oleh warga untuk menangkap ikan dan 2 karamba yang dipasang di tengah-tengah waduk. Adapun ikan yang dibesarkan adalah nila dan gurame yang akan dijual pada pedagang kaki lima yang berjualan di dalam lingkungan Waduk Gondang. Berdasarkan wawancara dengan penduduk sekitar, Dinas Perikanan beberapa kali melakukan penebaran bibit ikan di waduk ini. Sayangnya, ikan yang ditebar bukan merupakan ikan asli Waduk Gondang  sepert nila, mujair dan gurame. Berkurangnya volume air dan intensitas warga dalam pertanian yang tidak berubah menyebabkan kualitas air Waduk Gondang menurun.


Pemantauan kualitas air dengan BIOTILIK
Terdapat kurang lebih 80 anak yang berasal dari SMAN 1 Mantup, SMA 3, SMA Kembang Brau, SMA Kosgoro, dan SMA Karang Binangan yang secara bersama-sama melakukan penilaian kualitas air di Waduk Gondang dengan menggunakan indikator biologis yaitu BIOTILIK (Biota Tidak Bertulang Belakang Indikator Kualitas Air). Dari hasil pemantauan yang dilakukan di 4 titik pengamatan didapatka hasil yang sama yaitu kualitas air Waduk Gondang tercemar berat. Kualitas air Waduk Gondang yang tercemar berat dapat dilihat dari jenis BIOTILIK yang paling banyak ditemukan yaitu sumpil/siput (Thiaridae) dan cacing darah (Chironomidae). Selain siput dan cacing darah, BIOTILIK lainnya yang ditemukan adalah anak capung (Cordullidae), cacing rambut (Tubificidae), kepiting (Parathelpusidae), nimfa lalat bulan mei (Baetidae), dan udang (Atyidae). Kondisi kualitas air Waduk Gondang yang tercemar berat sangat mempengaruhi pertumbuhan ikan, terutama ikan-ikan asli. Kualitas air yang tidak memadai menyebabkan ikan mengalami stres dan menggunakan energinya untuk beradaptasi ketimbang untuk pertumbuhan. Ikan seperti nila dan mujair merupakan jenis-jenis ikan yang tahan terhadap pencemaran organik, namun ikan asli seperti papar dan tawes membutuhkan kualitas air yang lebih baik lagi. Diperlukan usaha bersama yang melibatkan dinas terkait (PU Pengairan, BPDAS, dan Dinas Pariwisata selaku pengelola waduk), pemanfaat waduk, dan sekolah untuk memperbaiki kualitas air dan volume Waduk Gondang. Penambahan volume tidak hanya dilakukan dengan pengerukan saja, tetapi juga menanami mata air dengan tanaman-tanaman penghasil air seperti beringin, bambu, dan kepuh. Dikhawatirkan bila kondisi kualitas air yang terus menurun dan musim kemarau berkepanjangan, maka ikan asli Waduk Gondang akan menghilang.


Karamba untuk pembesaran nila, gurame, dan mujair


Penggunaan ancho untuk menangkap ikan

Komentar

  1. siapakah lembaga yg bertanggung-jawab sebagai pengelola waduk Gondang? PU Pengairan, BPDAS, dan Dinas Pariwisata???

    BalasHapus
  2. Ketiganya, mbak. BPDAS Solo bertanggung jawab terhadap rehabilitasi sungai - sungai yang masuk ke waduk sebagai bagian dari anak Sungai Bengawan Solo. Dinas Pariwisata yang mengelola tempat ini karena teman-teman panitia mengajukan keringanan biaya ke dinas ini.

    BalasHapus
  3. Isu yang bagus untuk sebuah kampanye..... mungkin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer