Wajah Kali Surabaya

Burung Sri Mbok-Mbok
Kali Surabaya mengalir sepanjang 41 km dan melewati 4 kabupaten kota yaitu Mojokerto, Sidoarjo, Gresik, dan Surabaya. Hulu Kali Surabaya berada di DAM Mlirip, Mojokerto dan hilirnya di Jembatan Petekan, Surabaya. Kali Surabaya menjadi sumber bahan baku air bersih PDAM Surabaya dan lebih dari tiga juta konsumen PDAM Surabaya bergantung pada kondisi air Kali Surabaya. Selain sebagai bahan baku air bersih, Kali Surabaya juga digunakan untuk irigasi, bahan baku industri, habitat bagi ratusan jenis biota dan lokasi pemancingan.  Pada tahun 2009, Ecoton berhasil mengidentifikasi 23 jenis ikan yang hidup di Kali Surabaya. Dua puluh tiga jenis ikan itu adalah jendil (Pangasius micronemus), ulo (Laides longibarbis), rengkik (Hemibagrus nemurus), bader merah (Barbonymus balleroides), bader putih (B. gonionotus), muraganting (B. altus), bekepek (Mystacoleucus marginatus), monto (Osteochillus haseltii),  sili (Mastacembellus aculeatus), berot (Macrognathus unicolor), keting (Mystus planiceps), Bloso (Oxyleotris marmorata), wader pari (Rasbora argyrotaenia), wader (Puntius binotatus), gatul (Poecillia reticulata), kutuk (Channa striata), betik (Anabas testudineus), belut (Monopterus albus), nila (Oreochromis niloticus), lele (Clarias batrachus), lokas (Kalimantania lawak), cucut (Zenarchopterus rasori), dan erong-erong (Henichorynchus sp), dan sapu-sapu (Pterygoplichthys disjunctivus).

Capung kawin di antara daun kangkung air
Banyak jenis capung yang  ditemui beterbangan di bantaran atau tepian Kali Surabaya, dimana diantaranya adalah Anax junius, Libellula saturata, dan Argia apicalis. Fauna lainnya yang dapat ditemui di Kali Surabaya adalah sri mbok-mbok (Amaurornis phoenicurus), tengkek (Alcedo atthis, Halcyon cyanoventris), bubut jawa (Centropus nigrorufus), sriti (Collocalia esculenta), ular hijau (Ahaetulla prasina), kobra (Naja sp), biawak (Varanaus sp), dan garangan (Herpestes javanicus). Menyusuri bantaran Kali Surabaya, kita dapat menemui banyak tanaman obat keluarga (TOGA) dan masih dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai obat. TOGA yang umum ditemui di bantaran Kali Surabaya adalah patikan kebo (Euphorbia hirta), meniran (Phyllanthus niruri), tempuyung (Sonchus arvensis), daun dewa (Gynura segetum), keladi tikus (Typhonium flagilliforme), bayam duri (Amaranthus spinosus), rumput mutiara (Oldenlandia corymbosa), dan ki tolod (Isotoma longiflora).

Pemukiman di sepanjang Kali Surabaya daerah Kebon Sari
Berbicara tentang sungai tidak bisa dilepaskan dari bantarannya. Sungai dan bantaran merupakan suatu kesatuan ekosistem kompleks yang dalam menjalankan fungsinya saling membutuhkan. Maka berbicara tentang kondisi Kali Surabaya harus melihat pemanfaatan bantarannya. Pemanfaatan lahan bantaran Kali Surabaya di bagian hulu lebih didominasi oleh pertanian. Jagung, tebu, cabai, ketela, dan rumput gajah adalah jenis tanaman produksi yang banyak ditanam oleh warga yang mengelola bantaran. Selain digunakan sebagai lahan pertanian, bantaran (dari hulu hingga hilir) dimanfaatkan sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Selama masih ada bantaran yang tersisa untuk membuang sampah, maka mayoritas warga akan membuang sampahnya di bantaran. Namun ketika bantaran sudah tidak bersisa, sampah langsung dibuang ke sungai. Selain TPA dan pertanian, pemukiman juga menjadi salah satu aktivitas yang terdapat di bantaran sungai. Semakin ke arah hilir, jarak antara pemukiman dengan sungai semakin menghilang. Bila di hulu Kali Surabaya, lebar bantaran berkisar antara 15-40 meter, maka di daerah hilir berkisar antara 0-1 m. Berdasarkan data dari PU Pengairan tahun 2003, jumlah rumah dan tempat usaha yang berdiri di sepanjang Kali Surabaya adalah 6715 buah. Jumlah ini terus meningkat tiap tahunnya. Banyaknya pemukiman tidak disertai dengan sanitasi yang baik.  Rumah yang berdiri dekat dengan Kali Surabaya (0-2 m dari bibir sungai), 90% tidak memiliki septic tank.

Tradisi mekong (mepe bokong)
Pipa-pipa yang berasal dari kamar mandi mengalir membawa detergen, air bekas mandi, dan kotoran manusia langsung ke sungai. Dalam salah satu berita utama di harian SURYA tanggal 21 Januari 2011, Kali Surabaya menerima limbah berupa 5 ton tinja/harinya. Selain limbah domestik, limbah industri juga menyebabkan penurunan kualitas air Kali Surabaya.  Sepanjang Kali Surabaya tercatat kurang lebih 100 industri dengan produksi berupa besi, baja, katalis, keramik, tiner dan cat, bearing dan krom, kertas, elektronik, sepeda, minuman, deterjen, tekstil, kayu dan minyak goreng. Senyawa yang terdapat dalam limbah industri terdiri atas logam berat (merkuri, krom, timbal, dan zeng), klorin, fenol, dan senyawa estrogenik lainnya yang bersifat genotoksik, embriotoksik, dan karsinogenik. Dari perhitungan yang telah dilakukan oleh Ecoton, diketahui bahwa Kali Surabaya menampung 75 ton limbah/hari. Padahal berdasarkan perhitungan KemenLH bahwa daya tampung Kali Surabaya terhadap pencemaran hanya 35 ton limbah/hari.

Peristiwa ikan mati massal akibat limbah industri
Tingginya pencemaran yang terjadi di Kali Surabaya menyebabkan hilangnya kemampuan self purification, penurunan keanekaragaman species, dan kriteria kualitas air Kali Surabaya yang peruntukannya bukan lagi untuk air minum tetapi perikanan dan rekreasi.  Yang paling terpengaruh terhadap penurunan kualitas air Kali Surabaya adalah konsumen PDAM dan nelayan. Ketika Kali Surabaya tercemar parah dan PDAM tidak mampu lagi untuk mengolah air, maka PDAM akan berhenti berproduksi dan konsumenlah yang akan merugi paling besar.  Penurunan kualitas air Kali Surabaya juga dapat dilihat dari penurunan hasil tangkapan nelayan yang turun terus dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, hasil tangkapan nelayan berkisar antara 24-60 kg/lokasi tangkapan (5 km). Pada tahun 2013, nelayan hanya mampu mendapatkan 2-3 kg/lokasi tangkapan dengan jenis ikan yang mulai berkurang.  Dalam mengelola dan merehabilitasi Kali Surabaya, seluruh stakeholder dari hulu hingga hilir harus bekerja sama dan tidak bisa bekerja dengan programnya sendiri-sendiri
, karena sungai merupakan satu kesatuan (river continuum concept).








Komentar

Postingan Populer